Minggu, 08 Juni 2014

Bingkisan Do’a untuk Angku Tercinta

Dari: Betri Wendra S.[30 April 2014]


Kematian merupakan suatu ketetapan Tuhan, Allah ‘aza wajal terhadap manusia. Manusia datang silih berganti, ada yang lahir pun ada yang mati. Dan suatu saat, entah dibilangan tanggal, jam, menit serta detik keberapa pun kita akan mengalami kematian. Kita kadang lupa, akan datang masanya jantung ini akan berhenti berdenyut, darah berhenti mengalir. Seonggok daging yang selalu kita bawa kemana pergi ini, tidak lebih dari bangkai yang akan membusuk dan santapan empuk bagi cacing beserta kloninya. Tak kepalang kesakitan yang akan kita rasa, saat ruh meninggalkan jasad. Ada yang bilang sakitnya seperti leher diiris-iris belahan bambu dari ketinggian sehingga semua nadi terputus saat jatuh ke tanah. Ada juga yang mengatakan perihnya kematian ibarat kulit dikelupas hidup-hidup, lalu disirami air asam. Jelas ini tidak berlebihan. Kita bisa bayangkan betapa sakit gigi saja begitu menyiksa, Disayat pisau dapur,  perih tak kunjung pudur. Apalagi kematian yang merupakan kesakitan di atas kesakitan, perih yang berlapis-lapis.

Walau bagaimanapun akrabnya kita dengan kematian, tetap saja menjadi sesuatu yang aneh jika orang terdekat sendiri yang mengalaminya. Seperti kabar yang ku dengar pagi ini, salah seorang mamak kontan (paman dekat) kami dipanggil yang maha kuasa menghadap kehadirat-Nya. Angku Akmal, salah seorang mamak terbaik kami. Semua anak kemenakan sangat mencintai dan menghormati beliau, bangga bermamakkan angku Akmal. Beliau sosok mamak yang adil, ibarat kata orang minang: “tibo di mato indak dipicingkan, tibo di paruik indak dikempiskan”. Aku belajar banyak dari beliau, kearifan yang tiada tanding. Aku yakin, Allah ta’ala sangat mencintai beliau, ingin segera merangkul dan membawa beliau ke singgasana kemuliaan, di keabadian. Do’a kami menghantar kepergianmu, angku…

Satu-persatu pergi, dan
entah siapa lagi nanti.
Mungkinkah suatu saat nanti,
kita kan bersama lagi.
Dalam kedamaian, cinta kasih tak terperih.
Di surga firdausi…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...