Tadi siang usai acara di kampus, tergesa-gesa ku antarkan berkas
lamaran kerja yang telah kusiapkan sedari pagi ke sebuah lembaga, SEAMEO
Regional Centre for QITEP In Mathematics namanya. Sampai di kantor
salah satu lembaga bergengsi di asia tenggara itu, aku langsung
disilahkan oleh tim registrasi untuk menyerahkan berkas yang sudah ku
pegang sejak memasuki kantor tersebut.
"Kualifikasinya apa mas?" sambut seorang bapak yang menerima berkas ku.
"S1 Matematika pak", jawabku sambil pamer senyum terbaik.
Lembar paling atas Surat Lamaran, tidak terlalu dia baca. Lembaran kedua
ketiga berturut-turut, Ijazah, Transkrip Akademik, "yang asli ada
mas?", Tanya si bapak tanpa melirikku. "Gak ada pak, saya tinggal di
kampung", jawabku sekenanya.
"Wah, si bapak sudah mulai gak respect
nih" , pikirku. Lembaran skor TOEFEL gak terlalu dilirik. Foto copy KTP
bernasib sama, cepat saja berlalu. Lembaran terakhir Curriculum Vitae,
kali ini lebih lama mata si bapak terpaku, menyisiri baris demi baris.
Entah apa yang telah dilihatnya, senyum si bapak mulai tampak di
pipinya. "Dari ugm mas? masih studi ya?", tanya si bapak bertubi
menyerangku. "Ia pak", jawabku singkat. Mata si bapak terus saja
berjaulah di lembaran cv ku itu. "Sepertinya ada harapan nih", pikirku
lagi.
"Sebenarnya mas tidak lulus syarat registrasi, karena tidak
bisa menunjukkan Ijazah asli. Tapi akan saya laporkan dulu ke bapak
direktur, siapa tahu ada solusi dari beliau", terang si bapak.
Keluar dari ruang direktur, si bapak langsung menghampiri ku. Setelah
sedikit basa-basi, "Mas kenal Prof. Subanar? Kata beliau, mas selesaikan
dulu S2-nya, setelah itu datang lagi ke sini".
Betri Wendra
27 Jan'14