Kamis, 21 April 2016

Hakekat Berpikir

PIKIRAN adalah potensi yang dimiliki manusia untuk memahami segala sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pikiran berarti hasil berpikir. Untuk berpikir manusia menggunakan akal, dan kebisaan menggunakan akal inilah yang membedakan manusia dengan hewan lainnya. Akal adalah mesin atau benda dalam ranah abstrak. Singkatnya, orang yang sedang berpikir artinya orang tersebut sedang menggunakan akalnya. Dan akal yang sering digunakan akan mengakibatkan akal tersebut semakin terasah, sehingga semakin tajam dalam berpikir, dan berakibat pemikiran (produk) yang dihasilkan semakin berkualitas.

Saat berpikir manusia dipengaruhi oleh input yang ada. Input tersebut diserap oleh indra. Kualitas input sangat bergantung pada tingkat kepekaan indra seseorang. Semakin peka indra yang dimiliki semakin sempurnalah input yang didapat. Dalam hal ini, "indra keenam" atau intuisi perlu pembahasan khusus, karena berhubungan dengan kepekaan rasa atau hati (dalam ranah abstrak, bukan organ hati). Imam al-Ghazali mengibaratkan hati bak sebuah bejana yang dialiri dari tiga saluran yakni: mata, telinga, dan akal khayal. Jika kotoran yang alirkan oleh ketiganya maka kotoran pulalah yang menumpuk di hati. Namun, bila yang dilihat dan didengar selalu yang baik, yang pikir dan dizikir senantiasa yang baik lagi jernih, maka baik dan jernihlah hati itu.
Semua input masuk ke akal. Di sinilah input diolah dengan campuran intuisi, yang selanjutnya melahirkan pemikiran (output). Dalam siklus berikutnya, output akan menjadi input. Singkatnya, pemikiran dengan pemikiran selanjutnya adalah saling berkaitan dan mempengaruhi. Pemikiran orang yang kita "baca", pun akan menjadi output yang sangat menentukan. Dan dulu saya pernah katakan, "...... pembaca yang hebat adalah yang tidak terpengaruh dengan bacaannya."