Minggu, 08 Juni 2014

Asa Yang Terputus Di Awal Hari

Penggalan Cerpen
Oleh: Betri Wendra S.
[21 Mei 2014]


Baru dua jam berlalu saat Niko meninggalkan gerbang sekolahnya, SMAN 1 Kota Jambi. Hari itu adalah hari yang sangat menentukan bagi siswa kelas duabelas seantero negeri pertiwi. Lulus atau tidak telah ketuk palu, berdasarkan hasil ujian yang tiga hari itu. Siang itu hanya suka cita yang dilihatnya. Beberapa yang tidak lulus tersurut padam menyembunyikan kesedihan yang menggelegak di dada mereka. Tergilas arus sorak-sorai kesenangan. Terpinggirkan oleh keangkuhan cerita teman sekeliling yang telah diterima di universitas kenamaan. “Kamu lanjut kemana?”, Tanya seorang teman memecah lamunan Niko. “Belum tau”, jawab Niko sekenanya, sambil tetap menutup rapat apa yang beberapa hari ini mengganjal di benaknya.

Masih segar terngiang di telinganya. Pembicaraan empat mata sepekan lalu, dengan kakak perempuan yang sudah tiga tahun ini menyekolahkannya. Niko benar-benar terhenyuk saat kakaknya mengeluarkan kata dengan nada menyesal, “Kalau waang nio kuliah, Uni yo ndak bisa membiayai kuliah waang do. Cubolah tanyoan ka Abak jo One”. Sejenak Niko terdiam, bibirnya bergerak namun kelu, kaku. Tak satupun kata keluar dari mulutnya hingga kakaknya berlalu. Dia hanya mampu mengerahkan daya yang tersisa untuk menahan air matanya agar tidak tumpah, setidaknya untuk saat itu. Dia sadar betul, keinginannya yang besar untuk melanjutkan pendidikan, kuliah di kampus yang diidamkannya pupus sudah. Biaya dari orang tua tidak mungkin diharapkannya. Sisa kebangkrutan akibat peralihan sistem dari orde baru ke reformasi masih melumpuhkan perekonomian orang tuanya.

Sejak itu Niko mulai berubah. Dia tak lagi banyak bicara. Hanya dalam keheningan, di hadapan Tuhannya Niko menumpahkan sesak di dadanya. Membiarkan air matanya menganak, mengalir menyisiri kulit wajahnya, hingga jatuh ke sajadah tempatnya bersungkur.

Photo: https://www.facebook.com/Smansa.Jambi/photos/pb.44906564421.-2207520000.1392815704./69978124421/?type=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...