Senin, 13 Februari 2017

Memoar Februari 2013

Suatu hal yg tak pernah pupus dari ingatanku. Waktu itu ku masih SMP kelas 2. Senang bangat, karena untuk pertama kalinya tulisanku dimuat di koran dan di baca banyak orang di provinsi tempat ku lahir.
Sejak saat itu, tulisan2 ku mulai acap muncul di koran dan majalah yg cukup populer waktu itu.
Dorongannya bukan saja sekedar hobi, namun lebih karena beberapa lembar rupiah yg selalu terselip dalam amplop putih itu.
Tak main sesaknya nafas ini, saat ku melihat namaku tertulis paling atas di deretan tulisan karya pelajar sekolah menengah waktu itu.
Namun, waktu tak memberiku hari-hari yang panjang tuk membiarkan hatiku terbuai di atas ayunan sanjung puji yg mulai sayup2 sampai ke telingaku.
Karena beberapa hari setelah dimuatnya puisi pertamaku itu. Aku di panggil ke ruang majlis guru tuk menjelaskan makna dibalik puisi itu.
Ku tersentak saat ku sadari, tulisan itu telah membuat guru-guruku mendapat banyak pertanyaan dari guru-guru sekolah lain yang menganggap tulisan ku itu menggambarkan sosok guru yang pendendam.
Kejadian itu sungguh memahat tulisan-tulisanku berikutnya menjadi lebih halus.
Walau begitu, orang-orang terdekatku adalah yang paling tak tahu Aku waktu itu (mungkin juga sampai detik ini), karena bagiku tak pantas saja tuk berlagak dihadapan mereka.
Bahkan saat ku meraih tropi berpahatkan Juara II lomba Renang tingkat provinsi disusul nominasi 10 besar karya ilmiah tingkat remaja nasional dan banyak lagi yang tak mereka tahu tentang aku. Ku merasa cukuplah Aku yang bukan siapa-siapa di mata mereka (karena memang ku bukan siapa-siapa, :-)).
Lain di hulu lain di seberang,
lain dulu lain sekarang.
Sekarang, satu buku rahasiaku ditangan mas Edi (bukan nama sebenarnya). satu halaman tlah ludes dibaca, jemarinya mulai membolak-balik halaman demi halaman, sementara raut mukanya yg tipis menunjukkan mimik yg tak menentu. kadang senyum sembringah, namun lebih sering ku lihat matanya berkaca-kaca.
Pada mas Edi ku tak bisa menjanjikan banyak. Apalagi buku bertuliskan tulisan di lembar-lembar terakhir itu. Mungkin waktunya saja yg belum tepat.