Rabu, 12 Agustus 2020

Permenungan

 [B]

Sesaat setelah badan ku baringkan, setelah sebelumnya bohlam lampu ku padamkan. Seketika 'ilham' itu masuk. Ide yang sepuluh tahun terakhir ini menjadi buah menungku. Ide yang terinspirasi dari batu yang dilempar ke atas, dan selalu jatuh. Namun mengapa pesawat yang dilontar dengan roket sanggup mengambang di atas sana. Setelah sepuluh tahun sejak imajinasi liar itu menggurita di otakku. Dan setelah tulisan mengenai itu tak kunjung rampung. Kini, tepatnya kemarin, di waktu yang sangat singkat itu, tanya itu terjawab. Jujur, kemunculannya aneh bagiku. Pasalnya sudah lama tanya itu tak ku pikirkan lagi. Juga menjelang memicingkan mata malam tadi itu, pun tak terpikirkan.


Saat 'ilham' itu menganak-nganak di otakku, bohlam yang baru saja ku padamkan ku nyalakan lagi. Ku buka al-Qur'an. Tanganku meraih-raih pena di tas, tak ada. Ku lempar tas itu sebarangan. Ritme jantungku semakin cepat. Mataku melihat spidol di atas meja belajar. Ku sambar saja tanpa pikir. Ku tulis yang hendak ku tulis di kertas tulis yang tertempel di dinding. Butuh lima menit untuk jantungku kembali normal. Ku cium mesra al-Qur'an di genggamanku, sebelum ku taruh di tempat semula. Ku bersimpuh, menghela nafas sejenak. Kemudian sujud beberapa lama. Saat ku kembali duduk, barulah mataku menemukan pena yang terselip di buku catatan sebelah bantal. Ku mulai menulis pokok-pokok yang hendak ku tulis. 


Lama baru ku bisa terlelap. Walau mata telah ku paksa memicingkannya. Aku kuatir kesiangan jika tidak segera tidur. Dan yang ku kuatirkanpun terjadi. Huufff....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...