Selasa, 18 Agustus 2020

Agustus di Jakarta

 [D]

Malam 17 Agustus tahun ini memberiku pengalaman baru. Di ulang tahun kemerdekaan RI ke-70 itu aku berada di Jakarta. Tapi bukan karena itu malam tujuh belasan tahun ini begitu berkesan bagiku. Malam itu untuk pertama kalinya aku mengendarai motor keliling Jakarta. Di temani pak Andi, salah seorang dosenku yang rasanya sudah seperti saudara kandung. Awalnya ku pikir pak Andi hafal baik jalanan di Jakarta. Karena beliau sudah sangat sering ke kota yang orang-orangnya selalu terlihat sibuk ini. Ternyata asumsiku meleset. he he ... Kamipun akhirnya hanya mengandalkan penunjuk jalan.


Tujuan pertama kami Kota Tua yang terletak di antara Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Baru lima kilometer berkendara, kami telah salah membelokkan motor Bison yang kami kendarai. Alhasil, kami harus kembali ke pangkal jalan, Duren Sawit Jakarta Timur, tempat kami memulainya. Lima kilometer kali dua terbuang percuma. he he ... Selanjutnya kami lebih berhati-hati. Dan kamipun sampai ke Kota Tua dengan selamat.


Destinasi berikutnya Monumen Nasional alias Monas yang berlokasi di Jakarta Pusat. Perjalanan ke sinilah yang membuat perjalanan malam itu menjadi sangat berkesan bagiku. Lama sudah rasanya keliling-keliling, dan malampun semakin larut walau tak sedikitpun keramaian berkurang orangnya. Jalan besar nan macet hingga jalan pinggir kali yang agak kecil, namun tetap macet, telah kami lalui. Pun bongkahan emas di ketinggian 433 kaki itu belum juga terlihat. Tanganku mulai lemas. Pikiranpun mengambang. Kejadian tujuh tahun silam, saat aku tersesat di hutan belantara Bukit Barisan seminggu lamanya, seolah diputar kembali di hadapanku. Entah berapa lama aku melamun, hingga aku tersadar bahwa aku telah salah berbelok. Jika ku teruskan, jalur Busway di depanku. Bila mundur, lampu merah di sebelah kanan telah berganti hijau, dan seketika antrian kendaraan yang mengular itu telah melesat cepat. "Capek wend, beko nyo kaja awak dek polisi beko," bilang pak Andi dengan nada cemas.


Gas si Bisonpun ku putar habis, melaju cepat di jalur Busway. Tak jauh dari sana, Halte Busway sangat ramai dipenuhi calon penumpang. Ku perhatikan semua mata di sana melihat ke arah kami. Masih dengan kecepatan penuh kami keluar dari jalur Busway. Ku lihat petunjuk jalan yang menggantung di atas sana. Ada gambar motor bertanda larangan. Mobil yang tepat di belakang kami mengklakson. Ku percepat laju motor. Di seberang jalan terlihat polisi ramai lengkap dengan kendaraannnya. "Itu Monas wend." Kamipun merapat mendekati mobil polisi. Pak polisi tak menghiraukan kedatangan kami. Dengan kecemasan penuh getar di dada, ku parkirkan si Bison. Ku menghela nafas. Aku merasa seperti baru saja melakoni film Fast and Furious.  


Perjalanan pulang lain pula serunya. Keseruan tersesat di belantara kota Jakarta. he he ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...