Senin, 31 Agustus 2020

Akademisi dan Sinta

 Klasifikasi akademisi dalam memperjuangkan Akun Sinta:

1. Sangat bersemangat. Upaya yg mereka lakukan: a) membuat kelompok, setiap orang yang mempublis artikel maka semua nama anggota mesti ada. Bisa dibayangkan jika ada 20 orang dalam 1 kelompok. Walau anda hanya punya 1 artikel anda akan tetap terhitung punya minimal 20 artikel, jika setiap anggota publis minimal 1 artikel saja. Bagaimana kalau semua artikelnya dipublis di jurnal terindex scopus?. Dan masing-masing artikel mensitasi artikel lainnya?, b) setiap artikel yang terbit di share di berbagai akun media sosial milik anggota kelompok, diminta setiap orang, setiap keluarga, setiap kenalan mendownload artikel tersebut, tidak peduli akan dibaca atau tidak, akan diberguna atau tidak. Dengan melakukan 2 trik ini saja, kelompok ini SKOR Sinta mereka akan melejit deras. Dan yang tak kalah penting prestise mereka akan meningkat di mata para akademisi. Mereka akan dinilai produktif dan dianggap orang hebat.

2. Semangat tapi lurus tabung. Kelompok ini akan menulis dengan cara konvensional: a) cari ide, b) riset dan cari data, c) analisis, d) tulis, dan e) publis. Ada yang mentok di publis, berulang kali revisi. Tidak sedikit mentok di riset dan penulisan, bahkan yang lebih parah mentoknya sejak di tahap ide. Kelompok ini skor sintanya akan merangkak. Tak kunjung naik. Parahnya kelompok ini sering jadi korban kelompok pertama.

3. Kelompok "masa bodo dengan skor sinta." Kelompok ini biasanya "nulis ya nulis aja." Mau peringkat seratus ribuan di akun sinta, "peduli amat." Kelompok ini terlihat sangat idealis. Sebagian mereka berorientasi pada "pitih masuk," dan sebagian lainnya berorientasi pada pengabdian keilmuan.


Begitulah dunia akademisi. Yang katanya boleh salah tapi tak boleh bohong. Yang katanya mesti harus adil sejak dalam pikiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...