Sabtu, 13 Juni 2020

Cinta Tuhan pada Manusia

Saya lebih suka mengatakan, "kita akan mendapat lebih dari suatu kebaikkan yang kita usahakan."

Saat kita tuntas membaca satu buku, maka kita tidak hanya akan mendapatkan ilmu yang dibuku itu, namun lebih. Karena membaca itu hanya pancingan untuk membuahi bibit-bibit ide di pikiran. Lebih lanjut, "Bagi siapa yang mengamalkan suatu ilmu, maka akan dianugerahi kepadanya suatu ilmu yang khusus untuknya."

Selalu saja ada campur tangan Tuhan dalam usaha kebaikkan yang kita lakukan. "Bagi siapa yang berusaha mendekat kepada Allah sejengkal, maka Allah akan mendekatinya sehasta, apabila usahanya mendekat sehasta maka Allah akan mendekatinya sedepa, dan bagi siapa datang kepada Allah dengan berjalan, maka Allah akan datang kepadanya dengan berlari." Lebih lanjut, "Cinta Allah kepada hambanya 70 kali cinta seorang Ibu kepada anaknya."

Tertulislah sebuah kisah. Seorang pemuda miskin, namun begitu sangat disayangi Ibunya. Di suatu acara, si pemuda bertemu tatap dengan seorang gadis yang menawan mata dan hatinya. Sejak kejadian itu gelisah betul si pemuda. Di mana-mana, wajah si gadis juga yang bersua. Saat makan, wajah si gadis memenuhi piringnya. Kala membaca, tangan si gadis pula yang terlihat melambai-lambai. Bahkan, ketika dia berusaha memejamkan mata untuk tidurpun, semakin di pejam semakin nampak jelas wajah si gadis olehnya. Melihat perubahan anaknya, Ibu si pemuda tak kepalang cemasnya.

Singkatnya, mulailah si pemuda mencari tahu, siapa gerangan gadis yang telah memikat hatinya itu. Ingin betul si gadis akan dijadikannya istri. Dari telusuk yang dia lakukan, tahulah dia bahwa si gadis yang cantik tiada tara itu tak lain adalah anak sang raja di kotanya. Gadis yang selama ini begitu masyur kecantikkannya, walau tak banyak yang benar-benar telah melihatnya. Walau begitu halnya, taklah menyurutkan niat si pemuda untuk menyampaikan maksud hatinya ke orang tua si gadis yang raja itu.

Mendengar maksud yang diutara si pemuda, sang raja pun tersenyum masam, bahkan juga si gadis tak kalah dongkol hatinya. Berani betul seorang pemuda miskin menaruh hati padanya. Bertepuk sebelah tangan si pemuda rupanya. Namun, si gadis tak serta merta menolak si pemuda. Mulailah dia mengajukan syarat-syarat yang tak masuk akal. Pertama, si pemuda harus membawa sekarung emas untuk meminangnya, dan tanpa ragu si pemuda pun menyanggupinya. Tiga hari kemudian datanglah si pemuda membawa sekarung emas ke istana. Si gadis mulai cemas. Di perintahkannya seseorang untuk menyelidiki perihal si pemuda. Hingga dia tahu bahwa si pemuda mempunyai seorang ibu yang sangat mencintai dan dicintainya. Selanjutnya, si pemuda di panggil ke istana. Si gadis mensyaratkan kepala ibu si pemuda sebagai mahar pernikahannya, jika dia benar-benar mau menikahinya. Tercengang si pemuda. Tak habis pikir dia mendengar persyaratan si gadis. Sesuatu yang tak mungkin dia lakukan. Si pemuda pulang dengan kegalauannya. Sesampai di rumah, ditemuinya Ibu yang sangat menyayanginya itu sedang tidur. Entah syetan apa yang merasukinya, sekejap dia berlari ke dapur mengambil parang. Di tebasnya batang leher ibunya itu.

Di tengah kegelapan malam, di bawah rintik hujan si pemuda terus berlari menuju istana. Jatuh bangun dia berlari sambil memegang kepala ibunya. Di tengah jalan yang menurun, kaki si pemuda tersandung. Si pemuda terjaruh. Kepala ibunya tergeletak di dekat mukanya. Mata Ibunya terbuka, "sakit kau nak?." Begitulah si Ibu tak habis cintanya, walau anaknya sebegitu menyakitinya.

"Dan Allah 70 kali lebih cinta kepada hambanya, dari pada si Ibu pada anaknya itu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...