Jumat, 19 April 2013

Hari 1 di KSBN

Sore itu, Aku latihan Suling bambu di sebuah komunitas music.
Seperti biasa, sejak 2012, Ambarukmo Hotel menyediakan fasilitas khusus bagi komunitas pecinta music tradisional ini, berupa tempat latihan yg cukup nyaman "Pendopo Agung Ambarukmo", Coffee break, dan lainnya.

Latihan berakhir menjelang Adzan magrib. Aku dan beberapa teman memutuskan tuk shalat magrib di mushalla hotel yg tak jauh dari pendopo.
Cukup rame yg shalat di sana. Sepertinya tamu2 hotel dan pengunjung plaza Ambarukmo memilih tuk shalat di sana juga.
Semua jemaah telah berdiri rapi. Hanya beberapa orang saja yg masih berwudhuk.
semua pasang mata saling mempersilahkan orang yg di sampingnya tuk menjadi imam. Hanya Aku belum kebagian tawaran. Mungkin celana Jeans yg Ku pakai tlah cukup menjadi alasan bagi mereka tuk tidak menawari Aku, atau mungkin juga karena ujung2 rambutKu yg kini mulai akrab dengan bahu Ku. Entahlah....

PikirKu mulai melayang. menembus tahun2 yg tlah berlalu. Saat Ku tak bisa memilih dalam menjalani hidup. Hanya patuh pada takdir yg menyeretku ke tempat yg kelak sangat Ku syukuri.
Saat, dimana Ku memulai perjuangan tuk bisa Kuliah, dg menumpang hidup di masjid2 negeri kota tercinta.
Keseharian yg benar2 baru bagi Ku, mengayun sapu, membros toilet masjid, menggelar tikar, mengumandangkan adzan, hingga mengimami shalat. Semuanya jd biasa seiring waktu.

Sentuhan lembut dan lirih suara teman di samping membuyarkan lamunanKu.
"Monggo mas..." katanya mempersilahkan Ku maju, diikuti beberapa orang lainnya. Entah kenapa Kakiku mulai saja melangkah, mengambil posisi imam.
Kini, semua tlah berdiri rapi. Tanpa diperintah, Jemaah yg tepat berdiri di belakang ku mengumandangkan Iqomat. Ku layangkan pandangan ke arah jemaah, terlihat seorang bapak memisahkan diri dari jemaah dan sepertinya akan shalat sendiri.

Shalat berakhir, Ku rasakan ketenangan benar2 menyelimuti kami.
Sambil berzikir, Ku lihat bapak2 yg tadi shalat sendirian duduk rapat disebelah jemaah di shaf belakang. Sepertinya dia ikut berjemaah jg bersama kami.

Ku mulai melangkah, hampiri sepatu sport yg dari tadi menunggu ku di Pintu keluar.
Belum selesai Ku memasangkan tali2 sepatu, bapak2 yg munculkan tanda tanya diotakku tadi duduk disampingku, menyapa dan kamipun hanyut dalam perbincangan yg akrab.
Ternyata benar apa yg ku pikirkan. Awalnya, karena si bapak melihat sosok gondrong dg celana jeans jadi Imam, si bapak memilih tuk shalat sendirian. "setelah saya dengar bacaan jendengan, saya milih tuk ikut berjemaah" kata si bapak mengulas ceritanya.
Ku hanya bisa tersenyum mendengar cerita si bapak dan menjawab:"kebetulan ja pak e...".Si bapak tetap saja bercerita, sesekali pujian yg sama terlontar dr mulutnya. Kami trus melangkah menyisiri taman-taman hotel yg semakin indah di bawah cahaya lampu taman yg tertata apik.




By: Betri Wendra

(Photo: Photografer KSBN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...