Butuh waktu empat belas tahun bagiku untuk
mengurutkan adegan sejarah bangsa ini dalam otakku. Dan hanya butuh
waktu empat jam saja untuk membuatnya terserak berhamburan.
Bedah buku Maha karya Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, Guru besar Universitas Padjajaran Bandung, siang tadi di Masjid Kampus UGM sungguh mengesankan.
Ribuan pasang mata dibuat ternganga dengan paparan sang Kyai (Aku
menyebutnya demikian) yang sudah sesepuh ini. Begitu sang kyai memulai,
jemari sang kyai meliuk2 menggambar peta dunia tepat di hadapanku di
atas sebuah papan tulis yang tersedia. Kepiawaian sang Kyai merangkai
kata dengan bagan2 apik, membuat kami dengan mudah menapaki aliran
sejarah yang sudah berlalu berabad-abad lamanya itu.
Awalnya
aku yang duduk hanya 2 meter saja di depan sanga Kyai merasa
tersinggung, bahkan sangat tersinggung. Bermula dari pembicaraan perihal
jam tangan yang mesti ditangan kanan (mata sang Kyai melirik jam tangan
yang terpasang kokoh di tangan kiriku), hingga tokoh2 dari Minang yang
menjadi objek pembicaraan kelamnya sejarah negeri ini. Nama-nama semisal
M. Yamin dan Tan Malaka diseret-seret karena kiprahnya menjadi induak
angkang sebuah partai sayap kiri kala itu. Namun ketersinggungan itu
sirna ketika sang Kyai membahasakan kekagumannnya terhadap pendekar2
Minang yang lain seperti Bung Hatta, Buya Hamka dan nama2 besar urang
awak lainnya.
Usai acara aku memboyong dua buku fenomal torehan
tinta sang Kyai ini. Tidak tanggung-tanggung 200rb minggat dari
dompetku. Ini menjadi berat karena kondisi keuanganku yang sedang
menyedihkan saat ini. Hanya tersisa selembar duit bergambar
Soekarno-Hatta di tanganku yang mulai gemetar. Sementara masih seminggu
lagi subsidi baru datang. ya sudah mau bagaimana lagi.
Dalam-dalam ku pandangi buku-buku yang telah ditanda tangani langsung
penulisnya ini. Berharap Ia mampu mengusir rasa lapar yang mulai
menyerang kampung tengahku, setidaknya untuk malam ini.
By: Betri Wendra
(Photo: http://us.images.detik.com/content/2010/01/09/486/Api-Sejarah-Insert.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...