Senin, 04 November 2013

Hijriah, revolusi ke-1435

Oleh: Betri Wendra Syailendra

Matahari memudur di barat,
angkasa raya bersorak-sorai kegirangan,
angin riuh berkejar-kejaran.
Pun awan punya caranya sendiri meriahkan akhir 1434 ini,
ya, ini jam terakhir, menit terakhir, dan
sebentar lagi detik terakhir untuknya.

Alunan suara muazin petanda reinkarnasi,
kelahiran hijriah baru.

Belum ada yang berubah padaku, pada bangsa ini.
Hanya mampu berkoar, menyalahkan sesama,
merutuk terus dalam hati tanpa aksi.
Selemah-lemah iman, bisik iblis.

Bumi manusia menunggumu, duhai diri.
Kau disusui dan dibesarkan di sini,
di negeri impian para penjajah ini.
Tak pandai balas budi, makiku,
anjingpun akan setia, berbakti pada tuannya.

wahai kau, ya kau...
Buang kepicikkanmu,
jangan berlagak jadi Tuhan,
kami muak, keparat.

Kini 1435,
kata orang-orang macan yang tidur ini akan mengaung,
seperti benua biru tinggalkan "Dark Age" mereka,
di abad pertengahan.

Ini, Ke-1435 kali sang waktu mengulang petuahnya:
"Mulailah revolusi kalian,
mulai...."

(Photo: http://farm5.staticflickr.com/4018/4230917444_1883444dba_z.jpg?zz=1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik hati. Komentar Mu sangat Ku nanti...