Minggu, 29 Oktober 2023

Augmented Reality Dalam Pembelajaran Matematika

 Berbagai aplikasi Augmented Reality yang bisa digunakan dalam pembelajaran Matematika adalah sebagai berikut:


Senin, 23 Oktober 2023

Virtual Reality Dalam Pembelajaran Matematika

Secara rinci tentang: apa itu Virtual Reality, contoh VR dalam pembelajaran, hingga kelebihan dan kekurangan VR dibahas dalam video berikut ini:


Terima kasih telah menyaksikan. Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan.

Minggu, 15 Oktober 2023

 ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Untuk mengetahui apa itu AI, kelebihan dan kekurangannya, serta pemanfaatannya dalam pembelajaran matematika, dapat dilihat pada video berikut ini:





Minggu, 08 Oktober 2023

 INTERNET OF THINGS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Penggunaan Internet of Things atau IoT semakin banyak dikenal dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari inovasi dan kecanggihan yang diterapkan dalam berbagai bidang, IoT menjadi suatu hal yang terus-menerus berkembang secara pesat.

Internet of Things?

Internet of Things (IoT) atau Internet untuk segala adalah sebuah konsep yang mengacu pada jaringan objek fisik yang terhubung ke internet dan dapat saling bertukar data tanpa perlu campur tangan manusia. Dengan kata lain, IoT merujuk pada kemampuan suatu benda atau perangkat untuk terhubung dengan internet, mengumpulkan data, dan bertindak sesuai dengan data tersebut. Contoh perangkat IoT yang umum meliputi sensor, kamera, lampu, pintu otomatis, dan lain sebagainya. Konsep IoT telah membuka peluang besar dalam pengembangan solusi teknologi cerdas dan aplikasi terkait yang dapat meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan dalam kehidupan sehari-hari. 

IOT atau Internet of Things pertama kali dicetuskan oleh Kevin Ashton, seorang pionir teknologi Inggris, pada tahun 1999 saat bekerja di Pusat Auto-ID Massachusetts Institute of Technology (MIT). Ia menyatakan bahwa sebuah objek atau benda bisa berkomunikasi dengan internet melalui sensor yang terpasang di dalamnya, sehingga dapat terkoneksi dengan perangkat lainnya. Saat itu, IOT belum banyak diperbincangkan dan belum ada teknologi yang dapat mendukung konsep tersebut. Barulah pada awal tahun 2000-an, teknologi sensor dan jaringan nirkabel mulai berkembang dan memungkinkan IOT untuk direalisasikan. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak perusahaan dan pengembang yang tertarik untuk mengembangkan IOT, sehingga membuatnya semakin berkembang dan menjadi hal yang sangat penting di era digital saat ini. 

Kelebihan IOT

Seperti yang terdengar, penggunaan IoT memang memiliki banyak kelebihan karena kecanggihannya. Beberapa di antaranya adalah untuk meningkatkan produktivitas, menghemat biaya, sampai meningkatkan kepercayaan antar perseorangan dan perusahaan.
Meningkatkan produktivitasTugas yang mudah dilakukan dapat diserahkan pada automasi IoT, sehingga sumber daya manusia bisa dialihkan untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan pemikiran kreatif dan keterampilan khusus. Menggabungkan sumber daya manusia dengan teknologi IoT, tentunya akan semakin produktif, ya!
Menghemat biayaDengan IoT, pekerjaan yang butuh kontrol secara berkala atau yang menggunakan otomasi bisa menjadi lebih terjadwal dengan baik. Selain itu, tingkat produksi pun akan semakin meningkat. Bahkan, banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh IoT pun bisa menekan biaya sumber daya lainnya dan tetap menghasilkan keuntungan.
Meningkatkan keselamatanJaringan perangkat IoT yang terhubung satu sama lain bisa mengurangi kemungkinan kesalahan yang terjadi seperti human error dan ancaman kebocoran data perusahaan. Kegagalan dalam proses bekerja bisa membahayakan keselamatan operasional yang nantinya juga berpengaruh pada hasil produksi. Selain itu, kondisi kerja yang aman juga meningkatkan tingkat kepercayaan dan image dari perusahaan itu sendiri.
Meningkatkan customer serviceTeknologi IoT juga mendukung adanya pengumpulan data dengan artificial intelligence yang dapat membaca perilaku dari pelanggan secara detail. Dengan hal ini, diharapkan penerapan customer service bisa ditelusuri dengan lebih mudah. Contohnya adalah jika ada otomasi setelah periode tertentu seperti masa garansi atau auto-checkout untuk produk yang sering dibeli.
Meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaanKalau suatu brand atau perusahaan punya image canggih, biasanya akan menjadi nilai tambah dan kesan positif untuk calon pelanggan, mitra bisnis sampai investor. Adanya IoT memberikan kesan lingkungan kerja dengan smart ecosystem sehingga akan semakin aman dan terpercaya dengan berbagai produk atau servis yang ditawarkan.

Kekurangan IOT

Berbagai kecanggihan dan keuntungan yang ditawarkan bukan berarti IoT tidak memiliki kekurangan. Beberapa di antaranya adalah isu keamanan, ketergantungan terhadap listrik dan internet, sampai perlunya skill khusus.
Isu keamananSeluruh data memang bisa dengan mudah diakses oleh IoT. Hal ini membuat penggunanya takut akan adanya kebocoran data karena banyaknya data yang dikumpulkan, termasuk informasi rahasia. Ketakutan ini akan selalu muncul yang bisa berakibat fatal pada hilangnya data sensitif, sampai pencurian identitas. Penggunaan IoT harus bijak dengan mengikuti langkah-langkah yang sudah ada agar lebih terlindungi dari adanya upaya hacking.
Bergantung dengan listrikSeperti halnya komputer, teknologi IoT bergantung pada listrik yang stabil dan memadai. Jadi, saat merencanakan penggunaan IoT dalam sebuah sistem, diperlukan langkah-langkah tambahan yang berhubungan dengan infrastruktur dari perangkat yang digunakan, seperti power generator dan juga pelindung agar tidak terkena air.
Bergantung dengan kecepatan internetBerbicara tentang Internet of Things, sudah pasti membutuhkan koneksi internet untuk saling berhubungan antar sistem dan perangkat yang digunakan. Agar teknologi IoT maksimal penggunaannya, diperlukan konektivitas dan akses stabil ke internet. Jadi, teknologi IoT memerlukan router, hub, dan sarana tambahan lainnya agar jaringannya semakin maksimal.
Membutuhkan skill IT yang tinggiBekerja menggunakan IoT dalam produktivitas sehari-hari membutuhkan skill dan pengalaman yang tinggi mengenai segala hal dan aktivitas pada jaringan yang digunakan. Skala IoT pada perusahaan pun membutuhkan tenaga kerja dengan skill IT yang tinggi. Seringkali ini menjadi sumber daya manusia yang cukup mahal karena harus berurusan dengan data sensitif. Meskipun jumlah sumber daya manusia bisa dikurangi, tetap harus memiliki skill yang cukup untuk mengoperasikan IoT ini.
Mengurangi aktivitas fisikBanyaknya pekerjaan yang bisa diandalkan pada IoT membuat pekerjaan fisik orang-orang semakin berkurang. Penggunaan internet yang berlebihan akan membuat para pekerja menjadi tidak aktif dan berujung pada masalah kesehatan.

Kesimpulan

Menggunakan IoT ternyata harus bijak, ya? Saat ini sudah banyak penerapan IoT, bahkan sampai dunia vending machine. Salah satunya adalah Cloud Management System milik Smartven yang memungkinkan para pemilik mesin untuk mengecek aktivitas mesin secara real-time dari manapun.

Rabu, 02 September 2020

Runtuhnya Adat Kami

 Dinginnya Selasa Malam [090214]


Langit kota masih pekat menghitam. Namun tak menyurutkan niatku pulang kampung malam ini. Butuh dua jam mengendarai sepeda motor dari kota Padang ke kampungku, Bayang. Magrib, aku masih di kota. Ku pikir-pikir lagi, kalau-kalau ada yang terlupa. "o ya pesanan Hendra, kartu perdana." Motorku melaju pelan menyisiri jalananan yang telah disiram hujan sore tadi. Tak sulit menemukan konter hp di kota ini. Kartu perdana sudah di tangan. "Semua sudah beres", batinku. 


 Magrib baru saja usai. Bunyi kendaraan masih riuh menemani dinginnya senja. Warna-warni lampu kota menjadi hiburan yang sedap di pandang mata. Aku tebar pandang ke sekeliling. Tampak muda-mudi berpasang-pasang mengendarai motor. Di depanku jembatan Seberang Padang. Pandangku terpaku. Sepasang kekasih terlihat berpeluk mesra di trotoar kiri jembatan. "Sepertinya yang cewek masih SMP," gumamku. Tidak jauh dari jembatan, orang-orang masih bersileweran hilir-mudik seolah tak "ngeh" dengan mereka. 


Sepanjang jalan hatiku menggerutuk. Berusaha meyakinkan diri, kalau ini masih tanah Minang. "Eee udah nyampe Gaung," aku tersadar melihat simpang empat Gaung, persimpangan utama menuju kampungku. "Gaung mang gak pernah sepi." 


Gaung lewat, pantai Telur Bayur pun menyambut. Suguhan pemandangan yang luar biasa. Kerlap-kerlip lampu kapal. Desiran ombak yag berkejar-kejar. Deretan bukit baris-berbaris memagari laut lepas hindia. Motorku menyisir melewati jalan mulus di sepanjang kaki bukit yang menghadap langsung ke laut lepas. Kiri bukit, kanan laut dibawah jurang nan dalam. "Luar biasa," decapku kagum. 


Sejauh dua kilometer aku melewati bukit lampu. Pasangan muda-mudi yang dari tadi beriringan denganku satu-persatu telah berkelok ke pondok-pondok berlampu remang yang banyak dibikin di kiri-kanan bukit ini. Di setiap pintu masuk pondok, terlihat satu dua orang memegang senter. Setiap motor yang lewat selalu kebagian sorot cahaya senter mereka. Sepertinya ini semacam trik memanggil pelanggan. Ingin rasanya aku singgah barang sepuluh duapuluh menit. Untuk sekadar pelepas rasa penasaranku. Ngobrol sepatah dua patah dengan pemilik pondok. Atau mungkin bisa menikmati desahan nakal dari bilik-bilik pondok remang itu. 


Bukit lampu telah berlalu. Di kiri jalan aku disambut Masjid Muhammadiyah nan gagah. Tepat berseberangan dengan gapura pelabuhan Bunguih. Tak lama lagi aku akan melewati satu bukit lagi. Bukit perbatasan kota Padang dengan kampungku Pesisir selatan. Sensasinya akan sedikit berbeda dengan bukit lampu, gelap mencekam.

Senin, 31 Agustus 2020

Imam Kondang, dulu.

Perasaan itu muncul lagi. Agaknya sudah lima kali jarum panjang di jam dinding masjid menunjuk angka yang sama, sejak makmum secara serentak berucap “aamiin”. Dari iramanya, jelas sang Imam belum akan mengakiri bacaannya. Khusukku mulai letih. Pikiranku mengingatkan pada kejadian di bulan puasa lima tahun lalu. Malam itu malam kesepuluh aku menjadi imam di salah satu masjid raya di Padang Selatan. Malam itu sekaligus malam terakhir untukku meimami jemaah di sana. Karena besok malam jadwalku di masjid asrama polisi Jati Adabiah.


Sudah lebih lima menit rasanya setelah Tarawih usai. Setelah berdoa bersama, setiap jemaah berdiri bersalaman berkeliling. Beberapa jemaah mulai berdesakkan di pintu keluar. Kebanyakkan muda-mudi. Mereka seperti bakwan yang hampir gosong, minta buru-buru diangkat. Di saf depan, bapak-bapak mengambil dinding sandaran langganan mereka. Sesaat aku ngobrol, berbasa-basi dengan pengurus. Sebelum kemudian beranjak pulang. 


Demi melihat aku menuju pintu keluar yang mulai sepi. Seorang bapak tua menghampiriku. Tangannya mencengkram tanganku. Lemah saja memang. Tapi kedatangannya yang tiba-tiba cukup mengejutkanku. Raut mukanya yang keriput terlihat memelas. Sepertinya si bapak tua mau menangis. Sebelum air matanya benar-benar jatuh si bapak bersuara, “jan panjang-panjang bana baco ayat ustad. Maretek lutuik ambo.”


Aku tersenyum mengingatnya, hingga kesadaranku kembali. “A'udzubillahi minasysyaithanirrajim,” ku ulang-ulang tiga kali, lalu seolah meludah ke arah kiri. Sang Imam masih larut dalam bacaannya. Hatiku mulai memaki, “ini sudah tiga halaman, mau berapa halaman lagi.” Mungkin seperti itu juga yang dirasakan bapak tua waktu ku imami dulu. Akupun kembali tersenyum dan, “a'udzubillahi minasysyaithanirrajim,” ku ulang-ulang lagi tiga kali, juga seolah meludah lagi ke kiri.


Di sela-sela ku mempertahankan khusuk. Masih juga otakku berpikir-pikir. Ku yakinkan diriku, “ada yang salah dengan mu, Wendra”. Di ujungnya hatiku menganguk-angguk. Dia berbisik, “bohlam lampu yang menyala tak butuh cahaya untuk meneranginya.”

Akademisi dan Sinta

 Klasifikasi akademisi dalam memperjuangkan Akun Sinta:

1. Sangat bersemangat. Upaya yg mereka lakukan: a) membuat kelompok, setiap orang yang mempublis artikel maka semua nama anggota mesti ada. Bisa dibayangkan jika ada 20 orang dalam 1 kelompok. Walau anda hanya punya 1 artikel anda akan tetap terhitung punya minimal 20 artikel, jika setiap anggota publis minimal 1 artikel saja. Bagaimana kalau semua artikelnya dipublis di jurnal terindex scopus?. Dan masing-masing artikel mensitasi artikel lainnya?, b) setiap artikel yang terbit di share di berbagai akun media sosial milik anggota kelompok, diminta setiap orang, setiap keluarga, setiap kenalan mendownload artikel tersebut, tidak peduli akan dibaca atau tidak, akan diberguna atau tidak. Dengan melakukan 2 trik ini saja, kelompok ini SKOR Sinta mereka akan melejit deras. Dan yang tak kalah penting prestise mereka akan meningkat di mata para akademisi. Mereka akan dinilai produktif dan dianggap orang hebat.

2. Semangat tapi lurus tabung. Kelompok ini akan menulis dengan cara konvensional: a) cari ide, b) riset dan cari data, c) analisis, d) tulis, dan e) publis. Ada yang mentok di publis, berulang kali revisi. Tidak sedikit mentok di riset dan penulisan, bahkan yang lebih parah mentoknya sejak di tahap ide. Kelompok ini skor sintanya akan merangkak. Tak kunjung naik. Parahnya kelompok ini sering jadi korban kelompok pertama.

3. Kelompok "masa bodo dengan skor sinta." Kelompok ini biasanya "nulis ya nulis aja." Mau peringkat seratus ribuan di akun sinta, "peduli amat." Kelompok ini terlihat sangat idealis. Sebagian mereka berorientasi pada "pitih masuk," dan sebagian lainnya berorientasi pada pengabdian keilmuan.


Begitulah dunia akademisi. Yang katanya boleh salah tapi tak boleh bohong. Yang katanya mesti harus adil sejak dalam pikiran.